
Aksi Patrick Kluivert pada laga Australia vs Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia (c) AP Photo/Mark Baker
Bola.net – Banyak anak laki-laki mewarisi kecintaan pada sepak bola dari ayah mereka. Beberapa bahkan berhasil mengikuti jejak ayahnya sebagai pemain profesional.
Ada yang kesulitan menghadapi tekanan untuk menyamai prestasi sang ayah. Namun, ada pula yang justru melampaui pencapaian orang tuanya.
Beberapa klub memiliki sejarah unik dengan pemain dari dua generasi dalam satu keluarga. Hubungan ini menciptakan ikatan spesial antara pemain, klub, dan para suporter.
Faktor warisan keluarga sering menjadi motivasi bagi sang anak. Dengan dukungan dan bimbingan ayah, mereka bisa berkembang menjadi bintang.
Berikut ini beberapa ayah dan anak yang pernah bermain untuk klub yang sama. Nama-nama ini membuktikan bahwa bakat sepak bola bisa diwariskan.
1. Peter & Kasper Schmeichel (Manchester City)
Aksi kiper Leicester City, Kasper Schmeichel, ketika menahan tendangan penalti penyerang Liverpool, Mohamed Salah, dalam laga lanjutan Premier League hari Rabu (29/12/2021). (c) AP Photo
Peter Schmeichel menghabiskan musim terakhirnya di Manchester City pada 2002/2003. Sebelumnya, ia lebih dikenal sebagai legenda Manchester United di era 1990-an.
Anaknya, Kasper Schmeichel, juga berposisi sebagai kiper dan bergabung dengan akademi City pada 2002. Ia hanya tampil dalam 10 pertandingan sebelum pindah dan meraih sukses bersama Leicester City.
Keduanya memiliki karier internasional yang gemilang. Peter dan Kasper sama-sama mencatat lebih dari 100 caps untuk tim nasional Denmark.
2. Johan & Jordi Cruyff (Barcelona)
Jordi Cruyff diperkenalkan sebagai technical advisor PSSI di Jakarta, Selasa (11/03/2025). (c) Bola.net/Abdul Aziz
Jordi Cruyff lahir di Barcelona saat ayahnya, Johan Cruyff, masih bermain untuk klub. Namanya diambil dari bahasa Catalan, mencerminkan ikatan erat dengan kota tersebut.
Ia berkembang di La Masia dan menembus tim utama saat Johan menjadi pelatih Barcelona. Meski tak setenar ayahnya, Jordi mencatat lebih dari 50 penampilan dan mencetak 11 gol dalam dua musim.
Jordi meninggalkan Barcelona bersamaan dengan Johan pada 1996. Ia kemudian bergabung dengan Manchester United untuk melanjutkan kariernya.
3. Frank Lampard Sr. & Frank Lampard (West Ham)
Frank Lampard (c) AFP
Frank Lampard Sr. adalah legenda West Ham yang tampil dalam 660 pertandingan. Ia memenangkan dua trofi Piala FA bersama klub London Timur tersebut.
Setelah pensiun, ia menjadi asisten pelatih selama tujuh tahun. Pada masa itu, putranya, Frank Lampard, menembus tim utama dan menunjukkan bakat besar.
Lampard Jr. mencatat 187 penampilan dan mencetak 39 gol untuk West Ham. Pada 2001, ia pindah ke Chelsea dan menghabiskan 12 musim penuh kesuksesan di sana.
4. George & Timothy Weah (Paris Saint-Germain)
Timothy Weah merayakan golnya ke gawang AC Milan, Minggu (19/1/2025) (c) La Presse vs AP Photo/Marco Alpozzi
George Weah adalah legenda sepak bola Afrika yang pernah memenangkan Ballon d’Or. Setelah pensiun, ia menjadi presiden Liberia.
Ia bermain untuk Paris Saint-Germain selama tiga musim dari 1992 hingga 1995. Putranya, Timothy Weah, juga memulai karier profesional di PSG.
Timothy hanya tampil beberapa kali untuk klub Paris itu. Ia kemudian dipinjamkan ke Celtic sebelum bergabung dengan Lille dan sekarang bermain di Juventus.
5. Zinedine, Enzo & Luca Zidane (Real Madrid)
Legenda Prancis Zinedine Zidane. (c) AP Photo
Zinedine Zidane adalah salah satu pesepakbola terbaik sepanjang masa. Hal itu membuat putra-putranya sulit mengikuti jejaknya.
Saat Zidane melatih Real Madrid, Enzo bermain sekali di Copa del Rey. Sementara itu, Luca tampil beberapa kali di La Liga.
Luca memiliki karier yang lebih baik dibanding Enzo. Ia kemudian bermain untuk Rayo Vallecano, Eibar, dan Granada.
6. Enrico & Federico Chiesa (Fiorentina)
Federico Chiesa (c) AFP
Enrico Chiesa adalah salah satu penyerang terbaik Italia di akhir 1990-an dan awal 2000-an. Ia mencetak 45 gol dalam 85 pertandingan untuk Fiorentina antara 1999 dan 2002.
Putranya, Federico, juga memulai karier di Fiorentina. Ia tampil lebih dari 150 kali dan mencetak 34 gol sebelum pindah ke Juventus pada 2020.
Awalnya bergabung dengan status pinjaman, kepindahan Federico ke Juventus akhirnya dipermanenkan. Kini, ia bermain di Inggris bersama Liverpool.
7. Danny & Daley Blind (Ajax)
Bek timnas Belanda Daley Blind. (c) AP Photo
Danny Blind adalah salah satu bek terbaik Belanda di generasinya. Ia menghabiskan 13 musim di Ajax dari 1986 hingga 1999 dan meraih banyak trofi.
Putranya, Daley Blind, juga bermain lama untuk Ajax. Ia memenangkan tujuh gelar Eredivisie bersama klub tersebut.
Daley juga pernah bermain di tim nasional Belanda di bawah asuhan ayahnya. Kariernya mencakup pengalaman di berbagai klub top Eropa.
8. Jorge, Gonzalo & Federico Higuain (River Plate)
Gonzalo Higuain (c) MLS
Jorge Higuain adalah bek tengah yang bermain di tahun 1970-an dan 1980-an. Ia membela beberapa klub besar Argentina, termasuk Boca Juniors dan River Plate.
Ia bermain untuk River Plate selama dua tahun antara 1988 dan 1990. Kedua putranya, Gonzalo dan Federico, memulai karier mereka di klub yang sama.
Gonzalo kemudian berkarier di Eropa bersama Real Madrid, Napoli, dan Juventus. Sementara itu, Federico lebih banyak bermain di Amerika dan Argentina.
9. Lilian & Khephren Thuram (AS Monaco & Juventus)
Selebrasi Khephren Thuram dalam laga Serie A antara Juventus vs Hellas Verona, Selasa (4/3/2025). (c) La Presse via AP Photo/Fabio Ferrari
Lilian Thuram memulai kariernya di Monaco sebelum menghabiskan satu dekade di Italia. Ia meraih trofi bersama Parma dan Juventus serta memenangkan Piala Dunia dan Euro bersama Prancis.
Dua putranya, Marcus dan Khephren, juga menjadi pesepakbola profesional dan membela tim nasional Prancis. Khephren, yang berposisi sebagai gelandang bertahan, memulai karier di Monaco seperti ayahnya.
Setelah lima musim sukses bersama Nice, ia pindah ke Juventus pada 2024. Sementara itu, Marcus bermain sebagai penyerang dan membela Inter Milan.
10. Periko Alonso, Xabi & Mikel Alonso (Real Sociedad)
Ekspresi Xabi Alonso pada laga Bayer Leverkusen vs Werder Bremen pada pekan ke-25 Bundesliga 2024/2025 (c) AP Photo/Martin Meissner
Xabi Alonso adalah salah satu gelandang terbaik di generasinya. Ia meniti karier dari akademi Real Sociedad sebelum membela Liverpool, Real Madrid, dan Bayern Munchen.
Ayahnya, Periko Alonso, meraih dua gelar La Liga bersama Real Sociedad di awal 1980-an. Setelah itu, ia juga menikmati kesuksesan bersama Barcelona.
Kakaknya, Mikel Alonso, mengikuti jejak sang ayah dan bermain sebagai gelandang. Ia menghabiskan tujuh tahun di Real Sociedad dari 2001 hingga 2008.
11. Patrick & Justin Kluivert (Ajax & Valencia)
Justin Kluivert merayakan golnya pada laga Newcastle vs Bournemouth pada pekan ke-22 Premier League 2024/2025 (c) Ofisial X Boutnemouth/@afcbournemouth
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert adalah legenda Ajax yang mencetak gol kemenangan di final Liga Champions 1995. Ia kemudian bermain untuk AC Milan, Barcelona, dan Valencia.
Putranya, Justin Kluivert, juga memulai karier di Ajax dan tampil di final Liga Europa 2017. Setelah itu, ia pindah ke AS Roma dan sering dipinjamkan ke klub lain.
Justin sempat bermain untuk Leipzig, Nice, dan Valencia sebelum pindah ke Bournemouth. Kariernya belum setenar sang ayah, tapi ia masih punya waktu untuk bersinar.
12. Carles Busquets & Sergio Busquets (Barcelona)
Gelandang Barcelona Sergio Busquets. (c) AP Photo/Joan Monfort
Sergio Busquets adalah juara Piala Dunia dan Eropa bersama Spanyol. Ia memenangkan lebih dari 30 trofi di Barcelona dan menjadi bagian dari lini tengah terbaik bersama Xavi dan Iniesta.
Ayahnya, Carles Busquets, juga pernah bermain untuk tim utama Barcelona. Sebagai kiper, ia dikenal karena kemampuannya menggunakan kaki dan sering memakai celana panjang saat bermain.
Meskipun tidak setenar Sergio, Carles tetap meraih banyak trofi selama hampir satu dekade di klub. Namun, ia lebih sering menjadi pemain cadangan di bawah mistar gawang.
13. Alf-Inge & Erling Haaland (Manchester City)
Erling Haaland merayakan gol pembuka untuk Manchester City dalam laga Premier League melawan Brighton, Sabtu (15/3/2025) Malam WIB. (c) AP Photo/Ian Hodgson
Alf-Inge Haaland bermain sebagai gelandang untuk Nottingham Forest, Leeds United, dan Manchester City di Premier League. Ia menghabiskan beberapa tahun di Inggris sebelum pensiun dari sepak bola.
Saat Alf-Inge masih bermain di Inggris, putranya, Erling Haaland, lahir. Erling kecil pernah difoto mengenakan jersey Manchester City sebelum akhirnya bergabung dengan klub dari Borussia Dortmund pada 2022.
Sebagai salah satu penyerang paling mematikan di dunia, Erling langsung bersinar di City. Ia membantu tim memenangkan treble di musim pertamanya dan memecahkan berbagai rekor gol.
14. Rivaldo & Rivaldinho (Mogi Mirim)
Rivaldo (c) AFP
Rivaldo dan putranya, Rivaldinho, pernah bermain bersama untuk Mogi Mirim di divisi kedua Brasil. Keduanya mencetak gol dalam satu pertandingan liga pada Juli 2015.
Legenda Piala Dunia 2002 itu sudah berusia 43 tahun saat itu. Sementara itu, Rivaldinho masih memulai kariernya sebagai pesepak bola profesional.
Setelah meninggalkan Brasil, Rivaldinho melanjutkan kariernya di luar negeri. Ia telah bermain di Rumania, Bulgaria, Polandia, dan China.
15. Diego & Giuliano Simeone (Atletico Madrid)
La Liga 2024/25: Fran Garcia (kiri) vs Giuliano Simeone dalam laga Real Madrid vs Atletico Madrid di pekan 23 (c) AP Photo/Manu Fernandez
Diego Simeone adalah legenda Atletico Madrid, baik sebagai pemain maupun pelatih. Ia kembali ke klub sebagai pelatih dan meraih kesuksesan besar.
Putranya, Giuliano, berkembang di akademi Atletico. Setelah dipinjamkan ke Zaragoza dan Alaves, ia mulai menembus tim utama pada musim 2024/2025.
Di bawah asuhan ayahnya, Giuliano menjadi pemain penting bagi Atletico. Kariernya terus berkembang di La Liga.
16. Cesare, Paolo & Daniel Maldini (AC Milan)
Pemain AC Milan, Daniel Maldini (c) AP Photo
Paolo Maldini adalah salah satu legenda terbesar AC Milan. Ia mencatat lebih dari 700 penampilan dan nomor punggung 3 miliknya dipensiunkan klub.
Ayahnya, Cesare Maldini, juga pemain hebat yang memenangkan Serie A dan European Cup. Sementara itu, putranya, Daniel, memulai karier di Milan tetapi kesulitan menembus tim utama.
Daniel menjadi bagian dari skuad Milan yang juara Serie A 2021/2022. Namun, setelah beberapa kali dipinjamkan, ia akhirnya pindah permanen ke Monza pada 2024.
Sumber: FourFourTwo