
Para pemain PSG berpose sebelum laga Arsenal vs PSG di leg pertama semifinal Liga Champions 2024/2025, Rabu (30/4/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Kin Cheung
Bola.net – Banyak yang memprediksi Paris Saint-Germain (PSG) akan meredup usai kepergian Kylian Mbappe. Namun, tim asuhan Luis Enrique justru berpeluang besar menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya.
Jika PSG benar-benar mengangkat trofi musim ini, mereka bukanlah klub pertama yang mampu melakukan itu setelah ditinggal pemain bintangnya. Fenomena seperti ini sudah beberapa kali terjadi dalam sejarah sepak bola modern.
Beberapa klub bahkan justru berkembang lebih baik setelah kepergian sang megabintang. Kemenangan di Liga Champions menjadi bukti bahwa tim bisa lebih kuat secara kolektif.
Dari Real Madrid hingga Liverpool, kisah-kisah seperti ini bukan lagi hal asing di panggung Eropa. Berikut tujuh contoh klub yang mampu menjadi juara Eropa setelah melepas pemain andalannya.
Apakah PSG akan menambah daftar ini di akhir musim nanti? Waktu yang akan menjawab.
1. Real Madrid (2024)
Pemain Real Madrid, Jude Bellingham, mengangkat trofi juara Liga Champions 2023/2024 (c) AP Photo/Frank Augstein
Karim Benzema meninggalkan Real Madrid pada musim panas 2023 setelah bertahun-tahun menjadi andalan. Kepergiannya sempat membuat banyak pihak ragu terhadap kekuatan lini serang Los Blancos.
Namun, Jude Bellingham tampil luar biasa dalam musim debutnya. Gelandang muda asal Inggris itu mencetak 23 gol dan mengisi kekosongan yang ditinggalkan Benzema.
Joselu juga memberi kontribusi besar dalam perjalanan Real Madrid di Liga Champions. Madrid akhirnya menjuarai Liga Champions ke-15 usai mengalahkan Borussia Dortmund di Wembley.
2. Chelsea (2021)
Thomas Tuchel mencium trofi Liga Champions 2020/2021 saat melatih Chelsea. (c) Susana Vera/Pool via AP
Eden Hazard dijual ke Real Madrid pada 2019 dan banyak yang mengira Chelsea akan kehilangan taji. Namun, dua tahun kemudian mereka justru menjadi juara Liga Champions.
Thomas Tuchel mengambil alih kursi pelatih dari Frank Lampard pada Januari 2021. Sejak itu, performa Chelsea meningkat drastis.
Meski hanya mengandalkan Tammy Abraham dan Timo Werner yang sama-sama mencetak 12 gol, Chelsea tampil solid. Kemenangan mereka jadi bukti kekuatan kolektif dan taktik Tuchel yang brilian.
3. Liverpool (2019)
Jurgen Klopp mengangkat trofi juara Liga Champions 2018-19. (c) AP Photo
Philippe Coutinho pindah ke Barcelona pada Januari 2018 dengan harga sekitar 135 juta euro (sekitar Rp2,3 triliun). Uang itu digunakan Liverpool untuk memperkuat skuad secara menyeluruh.
Tak butuh waktu lama, Liverpool langsung menjadi juara Liga Champions pada 2019. Mereka bahkan menyingkirkan Barcelona dan Coutinho di semifinal dengan kemenangan 4-0 di Anfield.
Coutinho memang kemudian meraih trofi Liga Champions bersama Bayern Munchen. Namun, mungkin rasanya akan lebih spesial jika ia memenangkannya bersama Liverpool.
4. Inter Milan (2010)
Jose Mourinho melakukan selebrasi usai laga leg kedua semifinal Liga Champions 2009/10 antara Barcelona vs Inter Milan di Camp Nou. (c) AP Photo/Antonio Calanni
Zlatan Ibrahimovic meninggalkan Inter Milan pada awal musim 2009/2010 menuju Barcelona. Sebagai gantinya, Samuel Eto’o bergabung ke Inter.
Eto’o langsung menjadi kunci dalam keberhasilan Inter meraih treble winner. Di bawah asuhan Jose Mourinho, Inter menaklukkan Eropa.
Ibrahimovic justru kesulitan beradaptasi di Barcelona dan gagal menjuarai Liga Champions sepanjang kariernya. Sementara Inter menegaskan kekuatan tanpa sang megabintang Swedia.
5. Barcelona (2009)
Ronaldinho (c) FC Barcelona
Barcelona menjual Ronaldinho pada musim panas 2008 dan melakukan perombakan besar. Pep Guardiola ditunjuk sebagai pelatih dan melakukan perubahan drastis.
Selain Ronaldinho, pemain seperti Deco dan Gianluca Zambrotta juga dilepas. Hal ini memberikan ruang bagi generasi baru untuk bersinar.
Hasilnya luar biasa. Barcelona memenangkan treble dan memukau dunia dengan permainan tiki-taka yang revolusioner.
6. AC Milan (2007)
Carlo Ancelotti, Silvio Berlusconi dan Adriano Galliani berpose dengan trofi Liga Champions saat di AC Milan. (c) AP Photo/Luca Bruno
Andriy Shevchenko dijual ke Chelsea pada 2006 dengan harga 44 juta euro (sekitar Rp762 miliar). Banyak yang mengira Milan akan kehilangan ketajamannya.
Namun, Shevchenko justru gagal bersinar di Inggris. Sementara itu, Milan langsung juara Liga Champions pada musim berikutnya.
Kemenangan itu menjadi bukti bahwa Milan lebih baik tanpa sang bintang asal Ukraina. Investasi Chelsea pun tak menghasilkan trofi yang diharapkan.
7. Liverpool (2005)
Trofi Liga Champions. (c) AP Photo/Jon Super
Michael Owen pindah ke Real Madrid pada musim panas 2004. Liverpool tak diunggulkan di Liga Champions 2004/2005 karena performa liga mereka biasa saja.
Namun, keajaiban terjadi di Istanbul. Liverpool membalikkan ketertinggalan 0-3 untuk mengalahkan AC Milan lewat adu penalti.
Owen hanya bertahan satu musim di Madrid dan gagal bersinar. Sementara Liverpool mencatat salah satu comeback terbaik sepanjang sejarah sepak bola.
Sumber: Planet Football