
Gelandang Chelsea NGolo Kante. (c) AP Photo/Kirsty Wigglesworth
Bola.net – Juara Premier League bersama satu klub sudah jadi pencapaian luar biasa. Tapi ada pemain yang bisa lebih dari itu.
Beberapa pemain justru meraih trofi liga di dua klub berbeda. Pencapaian ini membuat mereka masuk kelompok elit.
Nama-nama seperti Riyad Mahrez, Ashley Cole, hingga James Milner termasuk dalam daftar. Mereka jadi pemain penting di dua generasi juara.
Kesuksesan di klub berbeda menandakan adaptasi dan konsistensi mereka di level tertinggi. Tak banyak pemain yang bisa melakukan hal serupa.
Berikut 10 pemain yang sukses menjuarai Premier League bersama lebih dari satu klub.
1. Riyad Mahrez
Ekspresi Riyad Mahrez usai mencetak gol ke gawang Sheffield United, Sabtu (22/4/2023) (c) AP Photo/Alastair Grant
Kalau bicara pemain paling teknis, nama Riyad Mahrez pantas diunggulkan. Aksi-aksi individunya membuat banyak lawan kesulitan menghentikannya.
Ia jadi motor serangan Leicester saat menciptakan keajaiban juara Premier League 2015/16. Gelar pemain terbaik versi PFA pun diraihnya di musim itu.
Pindah ke Manchester City, Mahrez menambah koleksi trofi dengan empat gelar liga. Tahun 2023, ia memilih tantangan baru di Liga Arab Saudi dengan bayaran tinggi yang layak ia terima.
2. Robert Huth
Robert Huth (c) AFP
“Robert Huth Huth Huth, dia pemuda Jerman yang kekar, Robert Huth Huth Huth, bisa bikin gigi copot!” — chant itu pasti masih diingat fans Stoke City. Tapi kisah Huth lebih lengkap dari sekadar anthem lucu.
Dua gelar Premier League bareng Chelsea datang saat dia lebih banyak duduk di bangku cadangan. Tapi yang paling membekas tentu musim ajaibnya bareng Leicester City.
Dari pemain pelapis jadi pahlawan cult di King Power Stadium. Huth adalah salah satu kunci dari kisah dongeng Leicester yang tak terlupakan.
3. Carlos Tevez
Carlos Tevez (c) AFP
Carlos Tevez bukan pemain biasa — dia pernah membela dua rival sekota, dan angkat trofi bersama keduanya. Tak banyak yang bisa melakukan itu, apalagi tetap disegani.
Bareng Manchester United, Tevez menyabet dua gelar liga beruntun pada 2008 dan 2009. Lalu, ia menyeberang ke City dan bantu klub itu juara di 2012.
Dikenal karena semangat tempur dan kecerdasannya dalam menyerang, Tevez adalah motor tim. Ia jadi salah satu pemain langka yang dicintai dua sisi Manchester.
4. Nicolas Anelka
Nicolas Anelka (c) AFP
Nicolas Anelka itu definisi asli “striker petualang”. Dia punya dua medali juara Premier League yang diraih selang 12 tahun—bukti karier panjang dan suksesnya.
Anelka pertama kali angkat trofi bareng Arsenal tahun 1998, lalu mengulangnya bersama Chelsea pada 2010 di era Ancelotti. Meski banyak klub yang ia bela, performanya paling tajam saat dua momen itu.
Dari PSG ke Real Madrid, lalu Liverpool dan bahkan West Brom, Anelka mencetak lebih dari 200 gol. Dia memang sulit ditebak, tapi tetap salah satu striker paling berbakat yang pernah ada.
5. Ashley Cole
Ashley Cole (c) afp
Ashley Cole bikin keputusan besar saat cabut dari Arsenal ke Chelsea tahun 2006. Dari “Invincibles”, dia berubah jadi pemenang sejati bareng The Blues.
Meski sempat jadi bahan ledekan fans lawan, Cole tetap dihormati karena kemampuannya yang luar biasa. Nggak banyak bek kiri Inggris yang bisa konsisten sebaik dia.
Total, Cole meraih tiga gelar liga, tujuh FA Cup, dan satu trofi Liga Champions. Sebuah karier yang penuh trofi dan bukti kualitasnya di level elit.
6. Gael Clichy
Bola-bola siap di lapangan sebelum pertandingan Premier League antara West Ham United dan Brentford di London Stadium. (c) AP Photo/Steve Luciano
Dari pengganti Ashley Cole jadi bintang sendiri, Gael Clichy memulai karier topnya bareng Arsenal di era “Invincibles”. Setelah itu, dia lanjut panen gelar bareng Manchester City di tahun 2012 dan 2014.
Meski nggak sering jadi sorotan, Clichy selalu konsisten di lapangan. Kecepatannya dan perannya yang stabil bikin dia andalan di dua era kejayaan berbeda.
Clichy angkat trofi liga pertamanya waktu masih 18 tahun. Diam-diam, dia bangun karier yang penuh prestasi dan patut ditiru.
7. Kolo Toure
Kolo Toure (c) AFP
Kolo Toure bukan cuma bikin geger lewat chant lucu bareng adiknya, tapi juga bek yang punya karier gemilang. Ia jadi bagian dari kisah sukses dua klub besar Premier League.
Mulai bersinar bareng Arsenal di era “Invincibles”, Kolo Toure kemudian gabung Manchester City dan bantu mereka rebut gelar di era awal kejayaan. Meski di musim 2012 perannya terbatas, ia tetap jadi bagian dari momen penting itu.
Gelar Premier League ketiganya jadi simbol betapa Toure ikut andil dalam transisi City jadi klub top. Namanya tetap melekat di dua era keemasan yang berbeda.
8. James Milner
James Milner beraksi pada laga kedua pramusim 2022 melawan Crystal Palace di Singapura. (c) Liverpool Official
Nama James Milner identik dengan kata profesionalisme. Gelandang asal Yorkshire ini dikenal konsisten dan bisa diandalkan di mana pun bermain.
Ia sukses angkat trofi Premier League bersama Manchester City dan Liverpool. Milner jadi figur penting di ruang ganti, terutama di era Jurgen Klopp di Anfield.
Jumlah tampilnya di Premier League mencapai 563 kali, terbanyak kedua sepanjang sejarah. Uniknya, Milner tetap terlihat bugar seperti pemain muda meski usianya sudah tidak lagi muda.
9. N’Golo Kante
Aksi Ngolo Kante pada laga final Piala Dunia Antarklub 2021 melawan Palmeiras (c) AP Photo
N’Golo Kante bisa dibilang gelandang paling komplet dalam satu dekade terakhir. Ia pekerja keras sejati dan tetap bersahaja di luar lapangan.
Kante jadi sosok kunci di balik keberhasilan Leicester City merengkuh gelar liga musim 2015/2016. Setahun kemudian, ia mengulangnya bersama Chelsea secara gemilang.
Catatan itu membuatnya sejajar dengan Eric Cantona sebagai pemain yang bisa juara beruntun dengan dua tim berbeda. Di Stamford Bridge, Kante juga sukses mengangkat trofi Liga Champions dan tetap jadi idola fans.
10. Henning Berg
Ilustrasi Premier League (c) AP Photo
Henning Berg bukan nama paling populer, tapi statusnya sebagai legenda tak bisa disangkal. Dia jadi pemain pertama yang juara Premier League bareng dua klub berbeda.
Ia merasakan manisnya trofi bersama Blackburn pada 1995, lalu melengkapinya di Manchester United pada 1999 dan 2000. Masa-masa itu menjadi bukti konsistensinya di level tertinggi.
Berg memang bukan bek flamboyan, tapi dia tipe pemain yang bisa diandalkan kapan saja. Setiap tim besar butuh pemain seperti dia—tangguh, disiplin, dan siap tempur.
Sumber: Planet Football