
Pelatih Tottenham Ange Postecoglou dalam pertandingan Premier League antara Tottenham dan Liverpool di Stadion Tottenham Hotspur, Minggu, 22 Desember 2024. (c) AP Photo/Dave Shopland
Bola.net – Masa depan Ange Postecoglou di Tottenham Hotspur kini penuh ketidakpastian. Meski sukses meraih trofi Liga Europa, posisinya sebagai manajer terancam digeser.
Menurut laporan yang beredar, pemecatan Postecoglou kini menjadi kemungkinan besar. Musim buruk di Premier League dengan 22 kekalahan membuat manajemen tidak puas.
Postecoglou sendiri mengaku belum tahu apakah akan bertahan untuk dua tahun tersisa di kontraknya. Padahal, gelar yang diraihnya seharusnya jadi modal kepercayaan.
Fenomena pelatih dipecat meski berprestasi bukan hal baru dalam sepak bola. Banyak contoh serupa yang menimpa nama-nama besar lainnya.
Berikut tujuh pelatih yang pernah merasakan pahitnya dipecat setelah sukses mengangkat trofi.
1. Jupp Heynckes
Jupp Heynckes. (c) AFP
Pada 1997, Jupp Heynckes diangkat menjadi pelatih Real Madrid menggantikan Fabio Capello. Dia datang dengan reputasi yang sudah dibangun bersama Tenerife di Spanyol.
Heynckes sukses mempersembahkan trofi Liga Champions pertama Madrid sejak 1966 usai menaklukkan Juventus 1-0. Namun, kegagalan meraih hasil bagus di liga dan Copa del Rey membuat posisinya terancam.
Madrid hanya mampu finis di peringkat keempat La Liga dan gagal juara Copa del Rey. Dalam waktu singkat, Heynckes pun harus meninggalkan kursi pelatih.
2. Laurent Blanc
Laurent Blanc (c) AFP
Laurent Blanc ditunjuk menggantikan Carlo Ancelotti di PSG pada tahun 2013 dan berperan besar dalam mengukuhkan status klub sebagai raja domestik. PSG mendominasi liga di era kepemimpinannya.
Di musim debutnya, Blanc sukses membawa tiga trofi domestik sekaligus, termasuk gelar Ligue 1. Prestasi tersebut berlanjut dengan mempertahankan gelar liga selama dua musim berikutnya.
Namun, kegagalan menembus prestasi di Liga Champions membuat manajemen PSG frustrasi. Pada akhir musim 2015/2016, Blanc harus angkat kaki meski baru saja menyelesaikan musim dengan treble domestik.
3. Fabio Capello
Mantan pelatih Italia Fabio Capello. (c) AP Photo/Michel Euler
Fabio Capello kembali ke Real Madrid pada musim 2006/2007 setelah dipecat pada 1997 meski menjuarai liga. Ia menerima tantangan ini meski sadar tugasnya tidak akan mudah.
Sayangnya, suporter tak pernah benar-benar mendukung gaya bertahan Capello. Bahkan, Capello berselisih dengan sejumlah pemain penting, termasuk David Beckham dan Ronaldo.
Walau berhasil membawa Madrid juara La Liga, posisinya tidak aman. Akhirnya, Capello dipecat karena performa yang tak memuaskan di Liga Champions sehingga mengakhiri musimnya di klub Spanyol itu.
4. Louis van Gaal
Louis Van Gaal (c) AFP
Louis van Gaal sering dikenang oleh orang luar sebagai pelatih Manchester United yang lucu saat konferensi pers, serta menutup masanya di Old Trafford dengan raihan Piala FA 2016. Sayangnya, gelar tersebut hanya sekadar pelipur lara di tengah masalah yang sudah mengakar.
Musim pertamanya terlihat menjanjikan, tetapi banyak masalah mulai muncul dan terbawa ke musim kedua. Permainan yang terlalu mengandalkan penguasaan bola membuat serangan United tidak berbahaya, bahkan sering kali membuat fans bosan.
Antara November 2015 hingga Januari 2016, United sempat melalui enam laga tanpa kemenangan. Dari titik itu, Van Gaal tampak kesulitan membangkitkan tim dan Piala FA tidak mampu menyelamatkan kariernya di Old Trafford.
5. Maurizio Sarri
Maurizio Sarri (c) AFP
Ketika segalanya berjalan lancar, Maurizio Sarri adalah pelatih yang sangat cemerlang. Tetapi tak jarang, drama selalu mengintai di belakangnya.
Usai meninggalkan Chelsea pada 2019, Sarri mengambil alih Juventus meski terasa seperti hanya sekadar kelanjutan warisan Massimiliano Allegri. Dengan filosofi bermain yang berbeda, Juventus harus menyesuaikan diri dan itu memicu berbagai tantangan di awal kepemimpinan Sarri.
Juventus akhirnya tetap bisa meraih gelar Serie A kesembilan secara beruntun dengan mengalahkan Inter Milan. Namun, setelah kalah dari Lyon di babak 16 besar Liga Champions pada Agustus akibat pandemi, Sarri langsung dipecat sebelum kontraknya habis.
6. Antonio Conte
Pelatih Napoli, Antonio Conte (c) Alessandro Garofalo/LaPresse via AP
Pada musim 2016/2017, Antonio Conte membuat gebrakan besar di Premier League dengan membawa Chelsea menjadi juara. Pendekatan keras dan efisiennya sukses membuat The Blues tampil sangat dominan.
Sayangnya, di musim kedua, segalanya mulai berantakan. Gaya mainnya yang tanpa kompromi jadi bumerang saat Chelsea hanya finis di posisi kelima musim 2017/2018.
Meski gagal mempertahankan gelar liga, Conte tetap mampu mempersembahkan gelar Piala FA setelah menundukkan Manchester United. Namun, hal itu tak cukup menyelamatkannya dari pemecatan, yang membuat Sarri kemudian naik menggantikannya.
7. Vicente del Bosque
Vicente Del Bosque (c) AFP
Vicente del Bosque adalah ikon Real Madrid yang menjadi pelatih utama pada 1999 setelah era John Toshack berakhir. Sebelumnya, ia sempat beberapa kali menjadi pelatih sementara di era 90-an.
Bersama Del Bosque, Real Madrid meraih masa kejayaan di awal 2000-an. Klub ini memenangkan Liga Champions pada 2000 dan 2002, serta La Liga pada 2001 dan 2003.
Namun, secara mengejutkan, kontraknya dibiarkan habis pada 2003, hanya sehari usai menjuarai La Liga dan seminggu setelah David Beckham resmi bergabung. Sejak kepergiannya, Real Madrid kesulitan bersaing di papan atas dan baru bangkit lagi pada 2007.
Sumber: Planet Football